Selasa, 09 Maret 2010

Sweeping Sekolah Internasional Arief Rahman: Label Internasional Kini Terkesan Cuma untuk Gengsi

Jakarta - Penggunaan kata 'internasional' di belakang nama sekolah-sekolah sering kali hanya untuk menaikkan gengsi. Pengamat pendidikan Arief Rahman pun mendukung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang akan melakukan sweeping sekolah berlabel internasional.

"Kalau menurut saya boleh-boleh saja (disweeping)," kata Arief saat dihubungi detikcom, Selasa (9/3/2010).

Arief menjelaskan, label internasional dulu dipakai untuk menggenjot peningkatan mutu sekolah di sekitarnya. Selain itu, sekolah internasional kelak didirikan agar siswanya dapat mengikuti ujian masuk universitas luar negeri. Pasalnya, sekolah internasional akan menerapkan bahasa Inggris dalam proses pembelajarannya.

"Niatnya sudah baik, teoritis sudah baik, legalnya juga sudah bagus, tapi yang terjadi di lapangan berbeda. Sekolah internasional kini terkesan hanya untuk gengsi dan sebagai ajang pemasaran untuk menarik murid," papar Arief.

Arief mendukung penerapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Namun ia berharap agar pemerintah daerah juga ikut mendukung penerapan PP tersebut. Jangan hanya untuk meningkatkan pamor daerahnya, Pemda justru menghambat penertiban ini.

"Pemerintah daerah jangan adu status, yang penting meningkatkan mutu (sekolah internasional)," tegasnya.

Arief berharap Kemendiknas bukan hanya menertibkan sekolah-sekolah swasta. Sekolah negeri yang mengklaim sudah bertaraf internasional, juga harus masuk agenda Kemendiknas.

Tidak ada komentar: